Laman

Kamis, 08 Desember 2022

Supply Chain Management

 Supply Chain Management 


supply chain management (SCM) secara umum merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengaturan, dan penjadwalan arus produk dari mulai pengadaan hingga didistribusikan kepada konsumen.Dengan supply chain management, rantai pasok dirancang dengan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.

Komponen Supply Chain Management tersebut meliputi beberapa hal sebagai berikut :
1. Proses Perencanaan
Komponen pertama yaitu proses perencanaan. Proses ini melibatkan aktivitas analisis permintaan pelanggan, rencana anggaran, tenaga kerja dan juga transportasi. Analisis permintaan konsumen atau pelanggan perlu dilakukan, agar tidak ada kekurangan atau kelebihan produksi.

2. Pengadaan
Proses atau komponen kedua yaitu terkait pengadaan. Dimana dalam proses ini, Anda harus memastikan kualitas barang, harganya juga terbaik, jumlahnya sesuai kebutuhan.

3. Proses Produksi
Selanjutnya yaitu tahap produksi, yaitu mengubah bahan baku menjadi barang yang sudah jadi. Baik oleh tenaga kerja manusia maupun tenaga mesin.

4. Manajemen Gudang
Usai proses produksi, barang jadi atau produk yang siap dipasarkan harus disimpan di ruang penyimpanan atau gudang.Pastikan untuk selalu mencatat keluar masuknya barang di gudang dengan cermat, teliti, rapi dan teratur sehingga diperlukan aplikasi gudang untuk proses ini.

Fungsi utama dari supply chain management ini adalah berhubungan dengan berbagai macam biaya-biaya fisik berupa biaya material, biaya penyimpanan, biaya khusus produksi, biaya untuk transportasi, dan lain sebagainya.

prinsip-prinsip dalam manajemen rantai pasokan yaitu: Melihat konsumen berdasarkan kebutuhan atau permintaan. Membangun relasi dengan supplier sehingga meminimalisir biaya material. Menggunakan teknologi informasi untuk menunjang rantai pasokan mulai dari produksi, distribusi, hingga promosi produk.

Supply Chain Management Kolaborasi ini memiliki tantangan berupa ketidakpastian. Jika Anda tidak mengaplikasikan sistem terintegrasi Anda akan kesulitan dalam menghadapi ketidakpastian permintaan, ketidakpastian pasokan seperti lead time pengiriman, harga dan juga kualitas bahan baku, dan lain sebagainya.

Internet memungkinkan kolaborasi, koordinasi, dan integrasi dalam praktek di lapangan. Dengan adanya Internet pihak-pihak pada supply chain bisa membagi informasi serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat